Sky Castle di Real Life, Siswa SMA Bunuh Ibu Kandung Karena Dituntut Peringkat 1 Ujian Nasional & Masuk Seoul National University

Pecinta drama Korea pasti sudah tidak asing dengan drama Sky Castle. Drama tersebut menceritakan obsesi oran tua menyekolahkan anaknya di universitas ternama dan bersaing menjadi yang terbaik. Ternyata, kejadian seperti itu banyak terjadi di dunia nyata. Salah satunya terjadi di Korea Selatan dan menyedot astensi publik. Pasalnya, anak korban dari obsesi seorang ibu yang menginginkan anaknya menjadi peringkat 1 Ujian Nasional Korea dan juga mengharuskan anaknya masuk di Seoul National University berujung petaka.

Bukannya rasa bahagia karena melihat anaknya berhasil memenuhi ekspektasi ibunya, wanita itu justru harus meregang nyawa ditangan anak kandungnya sendiri.

Seorang siswa yang diberi nama samaran Kim Yongsu saat itu berusia 19 tahun. Menurut pengakuan teman-temannya, dia adalah anak yang periang.
Dibawah ini adalah pernyataan teman-teman Yongsu tentang kepribadian Yongsu di sekolah.


Yongsu jga terkenal sebagai anak yang pandai. Dapat dibuktikan dari nilai rapor Kim Yongsu dibawah ini. Hanya 2 mata pelajaran yang mendapat 95, sisanya ia mendapat nilai 100. Piagam penghargaan prestasi Kim Yongsu juga banyak terpajang di rumahnya.

Saat ia duduk di kelas 3 SD, Yongsu memiliki waktu belajar 15 jam tanpa istirahat. Ia memiliki nilai TOEIC 900 saat kelas 6 SD, serta menduduki peringkat 5.000 saat Ujian Nasional SMP Korea.

Guru SMP Kim mengingatnya sebagai sosok yang sangat pintar bahasa Inggris dan juga siswa yang memiliki banyak buku. Namun, kehidupan Kim berubah semenjak perceraian orangtuanya dan tinggal bersama ibunya.

Ibunya memiliki hak penuh atas semua jadwal harian Kim selama 24 jam. “Pokoknya kamu harus masuk Seoul National University! Dan juga peringkat 1 Ujian Nasional kali ini!” perintah ibu Kim.

Setiap kali ibunya merasa Kim mulai malas belajar dan nilai akademisnya turun, dia akan membangunkan Kim tengah malam menyuruhnya belajar bahkan tidak memberikannya makan sama sekali. Lebih parah lagi, ibunya menggunakan tongkat kasti dan golf untuk memukul Kim sebagai hukuman.

Seorang profiler terkenal, Pyo Changwon mengatakan di youtube channelnya, bahwa setelah bercerai, Ibunya memiliki insecurity berlebihan terhadap latar belakang pendidikannya. Oleh karena itu Ibunya mau membuktikan pada mantan suaminya dan keluarganya lewat kecerdasan Kim.

Hidup Kim serba salah karena kalau nilainya turun dipukul, kalau nilainya naik dia juga tetap dipukul. Yang lebih parah lagi, Ibunya akhirnya melarang Kim untuk belajar di kamarnya sendiri.

Kim harus belajar di ruang tamu, dan dengan pengawasan penuh dari Ibunya. Dibawah ini adalah ruang tamu tempat Yongsu belajar.

Kim Yongsu juga pernah dipukuli sebanyak 200 kali yang menyebabkan ia harus berjala pincang ke sekolah.

Mereapon perlakuan ibunya terhadap dirinya, Yongsu sudah pernah kabur dari rumah namun kembali karena tidak memiliki tempat untuk menetap. 

Singkat cerita, tibalah hari dimana hasil ujian nasional diumumkan. Kim mendapatkan peringkat 4.000 dari 400.000 lebih peserta. Tapi dia tahu, jika Ibunya melihat hasil ini maka dia akan dipukuli habis-habisan. Kim lalu mengubah angka 4.000 di kertas menjadi 62.Tapi, Kim baru tersadar bahwa besok akan ada pertemuan antara guru dan orang tua murid di sekolah. Fyi, waktu Ibunya diberitahu bahwa peringkatnya 62, Kim masih dipukuli dan tidak diberikan makan.

Kim tidak bisa tidur sama sekali memikirkan nasibnya besok. Ditambah dengan stress, cemas dan semua tekanan yang dia rasakan, Kim mencoba membunuh Ibunya yang sedang tidur sehari sebelum pertemuan guru dan orang tua murid, tanggal 13 Maret 2011 jam 11 malam.

“Nak, kalau kamu melakukan ini kamu nggak bakal bisa hidup layak. Kenapa kamu begini?” “Karena kalau tidak begini aku takut Ibu yang akan membunuhku. Banyak hal yang Ibu nggak tahu tentang aku. Ibu, maaf ya” Itu adalah obrolan terakhir Kim dan ibunya sebelum sang ibu tewas ditangan anaknya sendiri.



Kim lalu bergegas menutup semua jendela kamar Ibunya dengan lem dan isolasi agar bau busuk tidak tercium sampai keluar. Ia juga menjalani kehidupan seperti biasa, bahkan sempat mengundang temannya untuk makan ramyeon bersama di rumah itu.
Kalau ada yang tanya Ibunya dimana, jawaban Kim bervariasi, seperti Ibunya sedang ke luar negeri, bekerja, liburan dsb. Kim juga melemparkan pisau ke arah pintu kamar ibunya. Ini untuk membuatnya tenang dan tidak memikirkan kesalahan yang dilakukannya.
Waktu berputar, tiba dimana Ayah Kim datang mengunjungi rumah mantan istrinya itu, sekitar 8 bulan setelah Kim membunuh Ibunya. Kim terus menahan Ayahnya yang mau masuk ke dalam rumah. Karena curiga, Ayahnya pun memanggil polisi dan akhirnya mayat Ibunya ditemukan.
Kim langsung mengakui kesalahannya, menjalani sidang dan dijatuhi hukuman selama 3 tahun penjara.
Sekarang Kim sudah bebas dan menjalani kehidupannya dengan normal.






Komentar