Misteri Kehidupan di Antartika

Antartika merupakan sebuah tempat di Kutub Selatan yang dikelilingi diselimuti oleh es dengan ketebalan kurang lebih 1,9 km. Suhu yang ada di antartika merupakan suhu terendah dibandingkan benua-benua lain di dunia. Tempat terdingin di muka bumi ini sangat jarang dikunjungi oleh manusia,membuatnya menjadi salah satu tempat misterius yang ada. Apakah ada kehidupan di Antartika? Apa benar tempat ini tidak memiliki penghuni?

Penemuan di Antartika

Meteorit Kuno

Ada lebih dari 20.000 sampel meteorit luar angkasa yang dikumpulkan sejak 1976 yang didapatkan dari Antartika. Pada 2013, tim ilmuwan Jepang dan Belgia menemukan meteorit terbesar yang ditemukan di Antartika Timur dalam 25 tahun. Batuan luar angkasa itu memiliki berat 18 kg. Tim mencari meteorit selama 40 hari, menemukan 425 meteorit dengan berat kolektif 75 kilogram. Penemuan itu termasuk sepotong asteroid Vesta dan meteorit dari Mars.

Es Bernyanyi

Ross Ice Shelf adalah rak es terbesar di Antartika. Tebalnya beberapa ratus meter dan mencakup area lebih dari 500.000 kilometer persegi,seukuran Prancis. Para ilmuwan baru-baru ini menemukan bahwa Ross Ice Shelf menyanyikan melodi yang menakutkan. Suara itu disebabkan oleh angin yang bertiup melintasi bukit-bukit salju. Angin menciptakan getaran permukaan dan nada seismik hampir tanpa henti. Getaran suara tersebut tidak terdengar oleh telinga manusia dan para ilmuwan menggunakan sensor seismik untuk mendengarkan suara yang mirip dengan lagu sedih tersebut. Lagu tersebut ditemukan secara tidak sengaja, setelah sensor seismik dipasang di atas lapisan es untuk mengamati hal lain.Sejak itu, para ilmuwan menemukan bahwa lagu tersebut berubah sebagai respons terhadap lingkungan, seperti pencairan atau badai yang menggeser salju. Mereka sekarang menggunakan suara tersebut sebagai alat untuk memantau lapisan es secara real time, melacak stabilitas dan kerentanannya terhadap keruntuhan melalui senandung seismik.

Blood Falls

Air terjun berwarna merah seperti darah mengalir dari Taylor Glacier menuju Danau Bonney di Lembah McMurdo. Para ilmuwan berhasil memecahkan penyebab fenomena ini. Air yang menyebabkan terciptanya blood falls awalnya adalah danau air asin yang terputus karena terbentuknya glester diatas danau. Air mengendap 400 meter dibawah permukaan tanah yang membuat air tersebut semakin asin dari waktu ke waktu. Air asin yang kaya akan zat besi ini mengalami oksidasi dan berkarat ketika merembes dari celah glester akibat terkontaminasi langsung dengan udara sehingga warna air berubah menjadi merah tua. Pemandangan ini hanya dapat dilihat ketika kapal pesiar atau helikopter melintas di Laut Ross.

Lembah Kering McMurdo

Lembah ini sangat kering dan berangin, dengan curah hujan sedikitnya 50 mm setiap tahun, sementara 99% benua tertutup es. 1% daerah yang tidak tertutup es ialah lembah McMurdo,bukit pasir raksasa mencapai tinggi hingga 70 meter dan lebar 200 meter. Lembah ini memiliki iklim yang mirip dengan Mars, dan para ilmuwan yakin wilayah tersebut dapat menyimpan rahasia kehidupan di planet lain. Namun, bukit pasir bergerak dengan kecepatan yang mengkhawatirkan, bermigrasi rata-rata 1,5 meter per tahun. Ilmuwan percaya hal ini disebabkan oleh perubahan iklim - saat atmosfer memanas, es mencair dan bukit pasir menghilang. Mereka saat ini bekerja dengan cepat untuk membuka misteri bukit pasir, sebelum menghilang selamanya.

Danau Bawah Tanah

Pada tahun 1970,sekitar 400 danau yang berada dibawah lapisan es setebal 300 km ditemukan dengan menggunakan radar ketika para ilmuwan melakukan eksplorasi. Para ilmuwan percaya bahwa danau itu ada dan tidak membeku karena tekanan dari lapisan es diatasnya. Danau itu terbentuk setelah antartika terpisah dari benua kuno Gondwanaland. Danau terbesar yang ditemukan di Antartika adalah Danau Vostok yang ditemuk tahun 1990-an. Dengan ditemukannya danau ini,para ilmuwan terus melakukan penelitian,salah satunya dengan melakukan pengeboran pada es dan mengambil sampel air danau. Pada tahun 2014,para ilmuwan menemukan ekosistem mikroorganisme yang hidup 1km dibawah permukaan es di Danau Whillans. Mikroorganisme tersebut tidak mendapatkan cahaya matahari ataupun udara namun bertahan dan berkembang  dengan amonium serta gas metana.

Jajaran Pegunungan Gamburtsev

Pegunungan ini berada dibawah lapisan es setebal 4000 km. Pegunungan Gamburtsev membentang sejauh 1.200 kilometer dan menjulang hingga 3.000 meter, sepertiga dari ketinggian Gunung Everest. Diberi nama Gamburtsev karena diambil dari nama ahli geofisika Soviet Grigoriy A. Gamburtsev, setelah ditemukan pada tahun 1958 oleh ilmuwan Rusia. Penemuan pegunungan ini berawal dari perjalanan ilmuwan yang menemukan hamparan es tipis dengan fluktuasi yang tidak normal. Para ilmuwan menggunakan radar untuk melihat fitur fisik pegunungan sementara pembacaan gravitasi dan magnet memungkinkan mereka mempelajari pegunungan hingga ke dasarnya. Hingga kini para ilmuwan masih belum mengetahui bagaimana proses terbentuknya pegunungan itu dan mengapa Pegunungan Gamburtsev masih ada dan tidak terkikis karena diperkirakan pegunungan ini berusia sekitar 1 miliar tahun.

Gunung Erebus

Ada empat gunung berapi di Pulau Ross, meskipun semuanya tidak aktif kecuali Gunung Erebus, yang sebenarnya mengalami peningkatan aktivitas vulkanik dalam 30 tahun terakhir. Gunung Erebus memiliki magma cair dan danau lahar kuno yang telah mendidih selama sekitar 1,3 juta tahun. Ini adalah gunung berapi aktif paling selatan di dunia dan gunung berapi tertinggi kedua di Antartika, yang menjulang setinggi 3.800 meter. Para ilmuwan berhasil mendaki gunung tersebut pada tahun 2013. Mereka mendaki melalui salju, bebatuan, dan gletser ke puncak, di mana mereka menemukan organisme yang hidup di panasnya gunung berapi. Mereka juga menemukan sejumlah gua es dengan mikroorganisme yang tumbuh subur di dalam tanah, dan diyakini bahwa makhluk ekstrem ini adalah beberapa yang paling unik di dunia.

Deep Lake

Deep Lake terletak di Antartika Timur,sekitar 55 meter di bawah permukaan laut dengan tingkat keasinan sebanding dengan Laut Mati dan sepuluh kali lebih asin dibandingkan laut biasa. Airnya tidak membeku meskipun suhunya mencapai -20 derajat celcius.

Laut Selatan

Laut Selatan dinobatkan sebagai samudra kelima di dunia pada tahun 2000. Ini adalah samudra terbesar keempat di dunia, mengelilingi seluruh benua Antartika. Laut misterius ini mungkin menyimpan rahasia penyerapan emisi karbon. Para ilmuwan telah menemukan bahwa Samudra Selatan telah menyerap 15% emisi karbon yang diciptakan manusia.

Lubang Raksasa

Pada tahun 2017 telah ditemukan sebuah lubang besar seukuran Irlandia di Antartika. Lubang ini disebut polynya,yang sebenarnya bukanlah hal baru namun yang membuatnya menjadi lebih spesial karena ukurannya membentang seluas 78.000 km. Lubang itu ialah lubang terbesar yang berhasil ditemukan sejak tahun 1970-an. Ditemukan di Laut Weddell di Samudra Selatan, polynya terbentuk karena air yang lebih hangat dan asin ditemukan di bagian laut yang lebih dalam.
Air hangat didorong oleh arus laut, mencairkan es di permukaan. Saat air bersentuhan dengan air permukaan yang lebih dingin, ia tenggelam lagi, hanya untuk dipanaskan kembali dan didorong kembali ke permukaan. Para ilmuwan tidak sepenuhnya yakin mengapa polynyas tercipta, tetapi yakin itu mungkin mamalia laut yang menggunakan celah untuk bernapas.
Narator Steven Kearney berkata "Satelit ESA CryoSat-2 menggunakan teknologi radar untuk membangun peta 3D Antartika." "Ia menemukan sesuatu yang tidak diharapkan siapa pun untuk melihatnya - lubang raksasa di es. Lubang itu muncul di timur Ross Ice Shelf dan menarik perhatian ahli glasiologi Kelly Brunt, yang berusaha menemukan penjelasan alami untuk fenomena yang mengganggu tersebut." Sebuah dokumenter berjudul What on Earth menjelaskan bagaimana tim menemukan anomali tersebut. "Mereka pertama-tama menganggap bahwa arus laut yang hangat dapat disebabkan oleh pencairan es dari bawah." "Tapi ada masalah dengan teori ini - lubang raksasa itu bermil-mil dari laut." Para ilmuwan sekarang percaya ada sesuatu yang kuno bersembunyi di bawah es yang menciptakan lubang.Dr Brunt mengungkapkan depresi di lapisan es itu sekitar tiga kali ukuran Manhattan,dan kedalaman sekitar 150 hingga 200 kaki. Tapi, mereka segera menemukan teori tentang apa yang menyebabkannya. Di masa lalu, Antartika memiliki iklim yang berbeda dan sekitar 15 juta tahun yang lalu ada kemungkinan air yang mengalir ada di permukaan. Tim percaya bahwa air terperangkap sebagai danau beberapa mil di bawah lapisan es di tempat yang mereka sebut "danau hantu". Profesor Frank Muller Karger dari University of South Florida menjelaskan "Kami menyebutnya danau hantu karena tidak terlihat oleh kami sampai sesuatu terjadi dan mereka menampakkan diri." Tim berhipotesis bahwa lubang itu dibuat sebagai hasil dari danau-danau ini, yang diyakini tersebar di bawah wilayah Antartika yang luas dan dapat berinteraksi. Mr. Kaerney menambahkan pada tahun 2016 "Tampaknya pergerakan air bawah tanah menyebabkan kemerosotan air es, menciptakan lubang raksasa."

Kehidupan Sebelum Antartika Membeku

Antartika adalah sebuah tempat tandus tertutup es dengan sedikit curah hujan. Awalnya antartika merupakan tempat bersuhu hangat namun mengalami transformasi selama jutaan tahun menjadi daratan es. Suhu terdingin yang pernah tercatat disana mencapai -89,4 derajat celcius. Dibalik suhu yang dingin,ternyata banyak makhluk hidup yang tinggal disana. Kuat dugaan sebelum Antartika berubah menjadi dataran beku,dahulu terdapat kehidupan disana. Hal ini diungkapkan berdasarkan beberapa penemuan,diantaranya penemuan fosil kayu,tanda-tanda pohon tropis dan sisa daun yang menguatkan dugaan adanya hutan hujan di Antartika. Disana juga ditemukan fosil hewan laut,burung,bahkan dinosaurus dari zaman kapur. Ada juga penemuan fosil sayap kumbang yang hidup antara 14 hingga 20 juta tahun yang lalu di iklim yang lebih hangat. Namun,ada sebuah fosil kecil bersel tunggal yang masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan. Mereka juga telah menemukan sel sperma berusia lima puluh juta tahun pada sel telur spesies cacing yang telah lama punah.

Makhluk Hidup di Antartika

Flora

Sekitar 200 juta tahun yang lalu, Antartika termasuk dalam benua super yang disebut Gondwana, yang meliputi Australia, Afrika, India, dan Amerika Selatan. Di sini, ribuan spesies tumbuhan tumbuh subur selama jutaan tahun. Saat benua mulai terpisah satu sama lain sekitar 145-66 juta tahun yang lalu, Antartika bergerak menuju Kutub Selatan. Sebagian besar tumbuhan mampu bertahan dan terus tumbuh selama pergerakan benua. Iklim menjadi terlalu dingin, kering, dan tidak cocok untuk menopang sebagian besar bentuk kehidupan. Fosil tumbuhan yang tersisa seperti Beech Selatan (Nothofagus sp.) Dapat ditemukan di Semenanjung Antartika Barat, dan menceritakan kisah menarik tentang tanah yang dulunya hijau dan subur. Sisa-sisa fosil dapat ditemukan di bebatuan yang lebih lembut dan lebih halus di mana gletser baru-baru ini menyusut.

Jamur Antartika

Meskipun jamur biasanya tumbuh subur di daerah hutan yang hangat, jamur Antartika ini bertahan dalam kondisi beku di gubuk kayu bekas penjelajah pertama Antartika. Jamur lain telah ditemukan memakan minyak bumi yang bocor dari wadah bahan bakar yang ditinggalkan oleh penjelajah sebelumnya. Para ilmuwan sedang meneliti apakah jamur ini dapat digunakan untuk membersihkan tumpahan minyak yang lebih besar di seluruh dunia.

Lumut

Di Antartika telah ditemukan sekitar 100 spesies lumut dan 30 spesies lumut hati. Seperti rumput mutiara yang melakukan penyerbukan secara mandiri,sebagian dari jenis lumut yang hidup di Antartika tumbuh di bebatuan.

Tumbuhan Berbunga

Dua spesies tumbuhan berbunga telah ditemukan di Antartika. Rumput rambut Antartika (Deschamsia antarctica) tumbuh terutama di Semenanjung Antartika dalam kumpulan kecil yang terkonsentrasi di seluruh area berbatu. Tumbuhan ini paling sering terlihat di antara koloni penguin, dan dapat menahan gangguan dalam jumlah besar tanpa layu. Kedua tumbuhan ini mengandalkan angin dalam proses penyerbukannya karena di Antartika tidak terdapat lebah,kumbang,ataupun hewan lain untuk membantu proses penyerbukan.

Alga

Alga tumbuh di danau Antartika,tempat lembab hingga padang salju. Selama musim panas, ganggang membentuk bercak merah, kuning, atau hijau yang spektakuler di atas salju. Diketahui bahwa di Antartika terdapat 700 spesies alga yang hidup.

Tumbuhan Bukan Asli Antartika

Di Pulau Georgia banyak terjadi aktivitas perburuan yang dilakukan oleh manusia. Sisa tumbuhan yang menempel pada boots para pemburu kemudian berhasil tumbuh disana. Saat ini Georia Selatan merupakan rumah bagi 26 spesies tumbuhan vaskuler dan 15 spesies bukan asli Antartika.

Fauna

Penguin

Penguin yang pernah diteukan di Antartika antara lain Penguin Kaisar,Penguin Adelie,Penguin Chinstrap,Penguin Gentoo dan Penguin Raja. Penguin kaisar merupakan spesies penguin terberat dibanding spesies penguin lainnya. Penguin ini ditemukan di pantai Benua Antartika. Mereka berkembang biak selama musim dingin di Antartika dan di beberapa tempat yang paling sunyi, terdingin, paling berangin di bumi. Penguin Antartika menghadapi risiko konstan saat memasuki atau meninggalkan air dari bahaya predator utama mereka yang hampir selalu ada, anjing laut macan tutul. Anjing laut macan tutul cenderung tidak mengejar penguin di laut lepas, tetapi berkeliaran di tempat-tempat di mana mereka melompat ke laut dari tempat bersarangnya, atau di mana mereka meninggalkan laut lagi karena dengan cara ini lebih banyak penguin yang bisa didapat. Sedangkan Penguin Gentoo merupakan penguin terbesar dari penguin Pygoscelis dengan tinggi sekitar 71 cm dengan berat 5,5 kg untuk Gentoo Selatan dan 80 cm dengan berat 6,2 kg untuk Gentoo Utara. Subspesies utara bersarang di dalam dan di sekitar pulau sub Antartika di Georgia Selatan, sedangkan subspesies selatan bersarang di selatan semenanjung Antartika.

Krill Antartika

Krill merupakan krustasea kecil transparan mirip udang yang mampu bertahan hidup hingga 7 tahun. Krill memakan fitoplankton mikroskopis yang jumlahnya sangat melimpah di Antartika.  Populasi krill dunia telah diperkirakan melebihi populasi manusia, sekitar setengah dari populasi ini dimakan setiap tahun oleh paus, penguin, anjing laut, ikan, dan hampir semua hewan Antartika lainnya yang lebih besar dari mereka.

Burung Albatros

Setiap kapal yang berkunjung ke Atlantik Selatan hampir pasti pada suatu waktu akan diikuti oleh satu atau lebih Albatros, berputar dan berputar di sekitar kapal, mengikuti dari kejauhan secara diam-diam. Burung-burung tersebut jarang mengepakkan sayapnya yang dapat mencapai panjang hingga 3,5 meter. Mereka mampu terbang terus menerus dan menempuh jarak yang sangat jauh dengan usaha minimum, 950 km per hari dengan kecepatan rata-rata 40 km / jam selama berhari-hari atau berminggu-minggu adalah rata-rata perjalanan yang biasa. Seekor burung terlacak mengelilingi Antartika dalam 46 hari.

Paus

Paus balin termasuk semua paus yang sangat besar selain Paus Sperma (yang memiliki gigi). Paus Biru, Kanan, Sei, Sirip, Abu-abu, Bungkuk, dan Minke semuanya adalah paus balin.

Elephant Seal

Ada dua spesies elephant seal di dunia, elephant seal utara yang ditemukan di bagian timur dan utara samudra pasifik dan elephant seal  selatan yang ditemukan hampir melingkar di sekitar Antartika.
Seperti beberapa spesies anjing laut lainnya, anjing laut gajah (baik utara maupun selatan) berkembang biak dalam sistem "harem".

Anjing Laut Berbulu

Anjing laut berbulu Antartika lebih tepat disebut "Anjing laut berbulu Selatan". Secara penampilan dan cara mereka menyerupai anjing besar (meskipun berbentuk lucu). Pada 1700-an dan 1800-an, anjing laut berbulu hampir seluruhnya musnah oleh anjing laut. Namun pada tahun 1931, sebuah ekspedisi ilmiah menemukan koloni kecil berkembang biak beranggotakan beberapa ratus anjing laut berbulu di Bird Island (tak jauh dari pantai Georgia Selatan).

Anjing Laut Weddell

Antara akhir Agustus dan awal November di belahan bumi selatan musim semi, para induk harus menarik diri keluar dari lubang di es dan melahirkan anak-anaknya. Anjing laut Weddell lebih suka hidup di atas es yang agak pecah, dengan cara ini sering kali terdapat retakan dan lubang alami melalui es yang dapat mereka gunakan untuk masuk dan keluar dari laut. White Island adalah Pulau di laut Ross yang memiliki populasi anjing laut Weddell paling selatan. Anjing laut ini hanya berjarak 1.300 kilometer dari Kutub Selatan.

Leopard Seal

Mereka sering pergi ke tepi bongkahan es dan di area tertentu di sekitar rumah penguin di sekitar Antartika. Gigi mereka sangat mirip dengan karnivora dengan gigi taring melengkung yang besar.
Cara mereka memangsa penguin cukup mengerikan. Setelah tertangkap oleh salah satu kepala atau kakinya, penguin diayunkan dengan keras dalam bentuk vertikal yang lebar dan dipukul ke permukaan laut. Leopard Seal dapat terus melakukan hal ini sampai penguin benar-benar terpisah dari kulit dan bulunya agar anjing laut tersebut kemudian dapat menggigit penguin itu menjadi potongan dan menelannya. Kulit penguin yang mengapung di laut adalah tanda pasti dari keberadaan leopard seal.

Anjing Laut Crabeater

Crabeaters adalah anjing laut besar yang biasanya berukuran sekitar 220kg (484lb). Seperti anjing laut Antartika lainnya, betina berkembang biak dengan sangat cepat dan pejantan akan kawin dengan betina, ketika betina yang ia kawini sebelumnya telah pergi. Setelah kawin, pejantan meninggalkan betina dan pergi mencari betina lain yang bisa dia kawini. Sebagian besar anjing laut Crabeater, sekitar 80%, memiliki bekas luka di tubuh mereka. Ini diperkirakan berasal dari serangan Leopard Seal di tahun pertama kehidupan mereka. Paus pembunuh juga merupakan pemangsa anjing laut crabeater.

Arthic Tern

Mereka berkembang biak di Arktik dan menggunakan Antartika sebagai tempat musim dingin (meskipun itu adalah musim panas Antartika). Mereka tiba di utara pada bulan April / Mei, kawin, bersarang dan membesarkan anak-anaknya. Mereka berangkat lagi pada Juli / Agustus untuk mencapai Antartika pada November di mana mereka tinggal hingga Februari / Maret. Baik Kutub Utara maupun Antartika memiliki siang hari 24 jam pada pertengahan musim panas dan Kutub Utara berada di kedua tempat pada pertengahan musim panas. Mereka kemungkinan besar adalah hewan yang mengalami siang hari paling banyak di bumi.

The South Polar Skua

Mereka bersarang di sekitar benua Antartika dan berkembang biak ke selatan jauh. Dengan tidak adanya skua di bulan-bulan musim dingin, burung-burung yang hidup di sekitar Antartika ini bisa mendapatkan pasokan makanan terbaik.

Snowy Sheathbill

Mereka biasanya menghindari jalur lautan es dan pindah ke utara di musim dingin ketika cuaca terburuk datang.

Blue Eyed Shags

Mereka unik diantara burung Antartika dan sub-Antartika lain karena mereka akan tinggal di sarang sepanjang tahun di mana laut tetap bebas es. Mereka tidak pernah pergi jauh dari lokasi sarang mereka ke laut.

Giant Petrel

Ada dua bentuk petrels raksasa, bentuk coklat abu-abu gelap yang lebih umum dengan kepala dan leher yang menjadi lebih pucat seiring bertambahnya usia, dan bentuk yang jauh lebih ringan, terutama putih dan berbintik-bintik hitam. Mereka memiliki paruh besar dan kuat yang mampu merobek bangkai terbuka untuk diberi makan.

Cape Pigeon

Burung ini cenderung memakan krill dan ikan kecil dalam kawanannya, tetapi juga akan memakan sisa-sisa yang dibuang oleh skua dan petrel raksasa saat memakan bangkai anjing laut yang mengapung.

Petrel Salju

Tidak seperti burung Antartika kebanyakan,Petrel Salju akan diam di pintu masuk sarang yang telah mereka buat di celah alami antara bebatuan besar yang telah pecah. Petrel salju diketahui bersarang di pedalaman Antartika sejauh 325 km dari laut terdekat tempat mereka mencari makan.

Invertebrata Terestrial Antartika

Tidak seperti invertebrata kebanyakan,invertebrata di Antartika umumnya keberadaannya sulit untuk diketahui. Yang pertama harus diingat ialah ukuran invertebrata Antratika sangat amat kecil. Hanya ada 67 spesies serangga yang tercatat di Antartika, yang tidak seberapa dibandingkan dengan gerombolan mereka yang padat di semua benua lain. Mereka juga sering ditemukan di sekitar sarang burung yang bersarang di puncak gunung yang terisolasi yang ditinggikan dari es sekitarnya yang disebut nunatak.

Tardigrades

Hewan ini mampu beradaptasi di lingkungan yang extrem. Makhluk berukuran sangat kecil berkaki delapan ini hidup di air. 

Collembola

Hewan ini juga dikenal dengan nama springtail,dapat dilihat dengan mata telanjang tidak seperti hewan Antartika lain pada umumnya. Hewan ini berkaki enam yang tinggal di bawah batu dekat pesisir.

Makhluk Misterius di Antartika

Makhluk mirip jelly

Selama perjalanan 50 hari Ekspedisi Antartika di atas kapal penelitian Selandia Baru, RV Tangaroa, para peneliti menemukan makhluk baru di lumpur 3.500 meter di bawah permukaan. Spesimen yang benar-benar aneh / unik ini (yang pertama kali kita pelajari di Express) tampak seperti persilangan seperti agar-agar antara siput dan kuda nil.

Misteri & Teori Konspirasi yang Tersimpan di Antartika

Antartika merupakan tempat yang sangat banyak menyimpan misteri bahkan menimbulkan teori konspirasi. Banyak hal-hal aneh yang beredar di internet yang diduga ada di Antartika seperti Antartika merupakan tempat bagi para alien bersembunyi di bumi,aktivitas aneh yang berhasil ditangkap oleh Google Earth,penampakan UFO. Delain mengnai alien,misteri tentang hilangnya Kota Atlantis juga dikaitkan dengan Antartika dimana dikatakan bahwa Kota Atlantis yang hilang berada di Antartika. Terdapat kemungkinan bahwa di Antartika ada sebuah peradaban namun belum dapat dipastikan apakah itu adalah Kota Atlantis yang hilang. Sebuah teori konspirasi juga muncul terkait Antartika dimana dikatakan bahwa NAZI membangun tempat persembunyian bawah tanah di Antartika dan banyak yang percaya bahwa Hitler melarikan diri ke tempat itu setelah perang.
Hitler memang ketertarikan pada ilmu gaib dan dia mencari sesuatu di Antartika. Nazi Jerman membangun stasiun di Antartika namun ditinggalkan 70 tahun yang lalu setelah awaknya diracuni oleh daging beruang kutub. Meskipun teori tersebut telah dibantah, hal itu tidak menghentikan spekulasi tentang apa yang ada di bawah permukaan misterius Antartika.

Sektor Terlarang

Tidak ada yang tau apa yang terjadi di tempat ini. Sebuah tempat dengan penjagaan yang ketat dimana jika seseorang mengintip atau memata-matai tempat ini maka akan ditangkap dan tidak akan pernah kembali.

Lubang di Kutub

Banyak yang mengatakan bahwa ada sebuah lubang di Antartika yang dapat menghubungkan antara kutub satu dengan kutub yang lain sehingga mereka yang tinggal disana dapat terhubung.

Tembok Penjaga di Lubang Kutub

Lubang kutub yang dikatakan dapat menghubungkan kutub satu dengan kutub yang lain dikelilingi oleh tembok yang mencegah orang yang tidak berkepentingan untuk masuk.

Stasiun Penjaga

Stasiun ini dikatakan berada di dekat lubang kutub untuk mengawasi aktivitas UFO yang keluar dan masuk dari dan ke lubang itu.

Pangkalan UFO

Teknologi UFO pertama kali didirikan di Antartika pada akhir Perang Dunia 2 oleh Nazi yang melakukan hal yang jelas ketika mereka mengira mereka akan kalah perang dan pindah ke Antartika untuk menguji terbang UFO.

Manipulasi Medan Magnet

Medan magnet Antartika dimanipulasi agar kompas menunjukan arah ke tempat yang sudah di manipulasi tersebut. Hal ini mencegah siapapun mengetahui rahasia di Antartika.

Penghalang Tanah di Antartika

Penghalang berupa kayu lapis yang di cat agar terlihat seperti pegunungan dan gunung es di Antartika dibuat untuk menyembunyikan sisa Antartika di belakang penghalang tesebut.

Pangkalan Kapal Selam Rahasia Nazi

Pangkalan ini konon dibangun pada akhir Perang Dunia 2.
Sebuah terowongan di tepi es mengarah ke pangkalan yang dibangun menjadi gua es raksasa ratusan mil ke kedalaman sehingga kapal selam dapat datang dan pergi secara diam-diam dalam misi klandestin.

Daerah Tropis Tersembunyi

Sebuah daerah tropis telah didirikan di Antartika namun keberadaannya dirahasiakan dari orang banyak.

Piramida Antartika

Konom piramida ini dibangun oleh ras kuno dan kuat serta tersembunyi di bawah es. Sesekali salah satu dari piramida muncul secara tidak sengaja dan foto berhasil diambil, tetapi pada saat seseorang melihat lagi, salju telah menumpuk kembali di atasnya sehingga piramida menghilang dari pandangan.

Fossil Aneh

Seorang ahli teori konspirasi BONKERS mengklaim telah menemukan kerangka makhluk "misterius" di Google Earth. Dalam video aneh yang diposting minggu ini, YouTuber MrMBB333 mengatakan sisa-sisa di wilayah terpencil Antartika mungkin milik binatang prasejarah. Selama video tersebut, MrMBB333 memperbesar kerangka untuk menyorot bagian depan dan belakang makhluk itu, mengklaim bahwa itu mungkin dinosaurus. Terlepas dari pernyataannya bahwa tulang itu "misterius", penonton sampai pada kesimpulan yang lebih masuk akal. "Pencarian Google untuk gambar kerangka anjing laut menunjukkan kecocokan yang cukup bagus," komentar seseorang yang menonton video tersebut. "Anjing laut tidak memiliki kaki belakang," tulis seorang komentator. Ini hampir seperti ditanam di sana. Yang lain berkata: “Itu terlihat seperti kerangka buaya, pasti sejenis reptil yang berjalan di darat.”Ahli teori konspirasi telah lama mengklaim bahwa Antartika penuh dengan fenomena yang tidak dapat dijelaskan yang mungkin terkait dengan alien kuno.

Kematian di Kutub Selatan: Misteri Kasus Keracunan Rodney Marks yang Belum Terpecahkan di Antartika

Rodney Marks sedang berjalan dari gedung penelitian ke markas utama di Stasiun Kutub Selatan Amundsen Scott ketika dia mulai merasa aneh. Tiba-tiba penglihatannya menjadi lemah dan memutuskan untuk tidur lebih awal. Pada 12 Mei 2000,pukul 5.30 pagi Marks terbangun dan mengalami muntah darah. Ia pergi ke dokter stasiun dan yang menanganinya bernama Robert Thompson. Ia ke dokter itu sebanyak tiga kali dalam sehari dengan gejala yang semakin parah. Rasa nyeri membakar perut dan persendiannya,matanya berubah menjadi lebih sensitif sehingga ia harus menggunakan kaca mata hitam walaupun matahari belum terbit. Kondisi mentalnya juga ikut memburuk. Ia selalu merasa gelisah. Ketika Marks pergi ke dokter untuk ketiga kalinya,ia menglami hiperventilasi. Thompson menyuntikan antipsikotik kemudian Marks berbaring dengan napas melambat. Namun bukannya membaik,Marks malah terkena serangan jantung dan dinyatakan meninggal pada pukul 18.45. Perlu waktu lama untuk menerbangkan jenazah Marks dari Antartika dan perlu waktu bertahun-tahun untuk mengungkapkan kemungkinan Marks dibunuh.

Pada 30 Oktober, sebuah pesawat mengangkut jenazah dari Stasiun Amundsen Scott ke Christchurch, Selandia Baru, di mana ahli patologi forensik Dr. Martin Sage akhirnya dapat melakukan otopsi. Jumlah waktu yang telah berlalu antara kematian dan pemeriksaan tidak menghentikan Sage untuk membuat pengamatan yang mengganggu. Marks tidak mati karena sebab alami. Menurut pemeriksaan mayat, dia telah menelan sekitar 150 mililiter metanol kira-kira seukuran segelas anggur. Metanol adalah sejenis alkohol yang digunakan untuk membersihkan peralatan ilmiah di Antartika: Sangat manis, tidak berwarna, dan beracun bahkan dalam jumlah kecil yang berarti dosis yang fatal dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam minuman seseorang tanpa sepengetahuan mereka. Kemungkinan Marks bunuh diri sulit diterima oleh teman-teman Marks,tetapi jika Marks tidak meracuni dirinya sendiri, itu membuat rekan-rekannya memiliki kecurigaan yang meresahkan bahwa mereka telah berbagi rumah dengan seorang pembunuh selama lebih dari setengah tahun.
Detektif Sersan Senior Grant Wormald melihat empat kemungkinan penyebab kematian :
  1. Marks meminum metanol secara tidak sengaja;
  2. Dia meminumnya untuk rekreasi;
  3. Dia meminumnya untuk bunuh diri; atau
  4. Orang lain telah membubuhi minumannya. Pada tahun 2006, Wormald menyatakan bahwa bunuh diri adalah penjelasan yang paling tidak mungkin untuk kematian ilmuwan muda itu, dengan alasan karir dan hubungannya yang menjanjikan.
Wormald menyimpulkan "Menurut saya, kemungkinan besar Dr. Marks menelan metanol tanpa sadar." Tapi bagaimana tepatnya metanol masuk tubuh Marks dan jika itu bukan kecelakaan, siapa yang mungkin memasukan metanol pada Marks. Semua itu tetap menjadi misteri.
Tanpa banyak kerja sama dari National Science Foundation dan tanpa petunjuk yang kuat, penyelidikan gagal bergerak maju. penyelidikan ini gagal sepenuhnya pada tahun 2008 ketika koroner Richard McElrea merilis sebuah laporan yang mengatakan bahwa tidak ada kesimpulan yang bisa ditarik tentang keadaan seputar keracunan Marks. Merujuk pada laporan tahun 2000 berdasarkan catatan medis tentang kasus yang mengatakan tidak ada alasan untuk mencurigai pembunuhan atau keracunan yang tidak disengaja, McElrea menulis, "Saya masing-masing tidak setuju bahwa keracunan yang tidak disengaja dan bahkan permainan curang dapat diabaikan secara memadai tanpa penyelidikan lengkap dan tepat. " Kesimpulan utamanya adalah bahwa disorganisasi kasus tersebut mengindikasikan "kebutuhan mendesak untuk menetapkan aturan investigasi dan pertanggungjawaban yang komprehensif atas kematian di Antartika secara adil dan terbuka."

Kasus Kriminal di Antartika

Menurut satu cerita yang belum dikonfirmasi yang dilaporkan di Canadian Geographic, seorang ilmuwan yang bekerja di Stasiun Vostok Rusia pada tahun 1959 tersentak setelah kalah dalam permainan catur dan membunuh lawannya dengan kapak. Catur diduga dilarang di pangkalan Antartika Rusia setelah itu. Baru-baru ini, pada Oktober 2018, seorang ilmuwan Rusia yang bekerja di Antartika diduga menikam rekannya setelah kemungkinan gangguan saraf.

 

Komentar