Dewa-Dewa Dalam Mitologi Mesir - Mitologi Mesir #2

 

Mitologi Mesir selalu menarik untuk dibahas karena memiliki legenda-legenda yang sangat kompleks mulai dari cerita tentang dewa-dewa mesir hingga tentang sejarah tempat-tempat yang ada disana. Dan hari ini aku bahas mengenai dewa-dewa dalam kepercayaan mesir. Ini bagian kedua,kalian yang belum baca postingan aku mengenai dewa-dewa dalam mitologi mesir bisa klik disini.

Khonsu merupakan dewa bulan dan waktu. Ia tidak hanya memerintah bulan tapi juga memiliki kekuatan jahat yang memenuhi bumi, udara, laut, dan langit, dan yang membuat diri mereka bermusuhan dengan manusia dan menyerang tubuhnya dalam bentuk rasa sakit, penyakit, dan penyakit, dan menghasilkan kerusakan, dan kegilaan, dan kematian. Terlebih lagi, dialah yang membuat tumbuhan tumbuh, dan buah untuk matang, dan hewan untuk mengandung, dan bagi pria dan wanita dialah dewa cinta.

Hapi merupakan dewa air dan kesuburan dalam kepercayaan mesir kuno. Hapi adalah pelindung Mesir Hulu dan Hilir. Dalam hal ini ia digambarkan sebagai dewa kembar bernama Hap-Reset (Mesir Hulu) dan Hap-Meht (Mesir Hilir). Dewa-dewa ini digambarkan sedang menuangkan air dari kendi (mewakili persembunyian) atau mengika Menurut mitos, sungai mengalir dari rumah Hapi melalui langit dan tanah orang mati sebelum keluar dari gua di suatu tempat di pegunungan.t tanaman heraldik Mesir Hulu dan Hilir.

Atum merupakan salah satu perwujudan matahari dan dewa pencipta. Atum bergabung dengan dewa matahari besar Re, sehingga memunculkan dewa Re-Atum. Saat penciptaan ia muncul untuk memunculkan dirinya dan para dewa. Dia diidentifikasi dengan matahari terbenam dan ditampilkan sebagai sosok tua yang harus beregenerasi pada malam hari, untuk tampil sebagai Khepri saat fajar dan sebagai Re di puncak matahari. Gundukan tanah muncul dari Nun dan di atasnya Atum menciptakan dirinya sendiri. Dia meludah dan melahirkan Shu (udara) dan Tefnut (kelembaban) dari mulutnya. Kedua keturunan Atum terpisah darinya dan tersesat dalam kehampaan yang gelap, jadi Atum mengirimkan "Mata" untuk mencari mereka (pendahulu dari "Mata Ra", julukan yang diberikan kepada banyak dewa pada waktu yang berbeda). Ketika mereka ditemukan, dia menamai Shu sebagai "kehidupan" dan Tefnut sebagai "keteraturan" dan mengikat mereka bersama.

Nun sering dikaitkan dengan kekuatan chaos.Nun digambarkan sebagai katak atau pria berkepala katak (sebagai anggota Ogdoad), tetapi juga dapat digambarkan sebagai pria berjanggut dengan kulit biru atau hijau (mencerminkan hubungannya dengan sungai Nil dan kesuburan). Ketika Ra mengatakan bahwa orang-orang tidak memberinya rasa hormat yang seharusnya, Nun lah yang menyarankan agar Ra mengirimkan 'matanya' untuk menghancurkan umat manusia dan mengakhiri dunia. Namun, tidak seperti Apep (yang merupakan musuh Ra dan kekuatan penghancur murni), Nun memiliki aspek positif. Nun melindungi Shu dan Tefnut dari kekuatan kekacauan.

Tefnut merupakan dewi kelembaban yang terkait dengan bulan dan matahari. Dia dikenal sebagai "Mata Ra" kiri (bulan) dan kanan (matahari) dan mewakili kelembapan (sebagai dewi bulan) dan kekeringan (atau tidak adanya kelembaban, sebagai dewi matahari). Namanya berarti "Dia dari kelembaban." Tefnut biasanya digambarkan dengan wujud wanita berkepala singa yang memakai piringan matahari dan Uraeus, dan membawa tongkat (melambangkan kekuasaan) dan ankh (melambangkan nafas kehidupan). Sebuah legenda menyatakan bahwa Tefnut berselisih dengan ayahnya, Ra, saat dia hidup di bumi sebagai Firaun Mesir. Dia meninggalkan Mesir ke Nubia dengan membawa semua air dan kelembaban bersamanya. Tanah subur segera mengering dan rakyat menderita. Sementara itu, Tefnut mengamuk di Nubia. Ra akhirnya mengirim Thoth dan Shu untuk mendapatkannya kembali. Ketika dia kembali (membawa genangan bersamanya) dia mengunjungi setiap kota di Mesir dan ada banyak perayaan dan kegembiraan di seluruh negeri.